PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SASTRA INDONESIA ANGKATAN PUJANGGA BARU
PERKEMBANGAN SASTRA
INDONESIA
ANGKATAN PUJANGGA BARU
A.
Latar Belakang
Angkatan Pujangga Baru terjadi pada periode
1930 – an. Sejarah Sastra Indonesia periode 1930 – an ini merupakan
kesusastraan di Indonesia yang sudah mengalami kemajuan setelah Periode 1920 -
an. Semenjak Periode 1920 – an sebenarnya sudah diawali oleh para tokoh pra
Pujangga Baru yang menghasilkan karya – karya nasionalisme. Namun, pada
Angkatan Pujangga Baru ini pengarang mulai menampakkan rasa nasionalisme yang
tinggi dan mereka tidak terikat oleh aturan – aturan yang mengikat sehingga
bebas untuk mencurahkan pikiran maupun gagasan.
Nama Pujangga Baru dalam periode ini mempunyai
2 arti, yaitu sebagai nama angkatan karena ada cita – cita sekelompok pengarang
yang akan diperjuangkan dan sebagai nama majalah karena mulai terbit majalah
bahasa dan sastra. . Pada tahun 1930 terbit majalah Timboel (1930 –
1933) dengan menggunakan bahasa Belanda, kemudian pada tahun 1932 terbit juga
edisi bahasa Indonesia dengan Sanusi Pane sebagai redaktur,. Pada tahun 1932
itu pula Sutan Takdir Alisjahbana sebagai pimpinan dari majalah bahasa dan
sastra mengadakan rubrik “Menuju Kesusastraan Baru” dalam majalah Pandji
Poestaka. Para pelopor Angkatan Pujangga Baru
inilah mempunyai tekad bahwa bahasa dan kesusastraan Indonesia harus dibuat
maju, berkembang, dan membawakan ciri keIndonesiaan yang lebih merdeka,
dinamis, dan intelektual.
Pada masa perkembangan
Angkatan Pujangga Baru karya-karya yang dihasilkan oleh para penulis
golongan ini lebih bersifat idealisme tanpa harus mengurangi nilai-nilai
romantisme yang terdapat di dalamnya. Karya-karya yang dihasilkan juga
kebanyakan dipengaruhi oleh tulisan dan karya-karya yang dihasilkan oleh
angkatan 1880 Belanda,yang pada masa itu memang lebih banyak mengambil
tema-tema romantis realistik. Hal ini tak mengherankan sebab pada zaman
itu banyak para pemuda Indonesia yang berpendidikan barat, bukan saja mengenal,
bahkan mendalami bahasa serta kesusastraan Belanda.
B.
Karakteristik
1.
Bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia
yang berkembang di masyarakat dan mulai meninggalkan bahasa klise.
2.
Tema pokok ceritanya tidak
lagi berkisar pada masalah adat, tetapi masalah kehidupan kota
atau modern.
3.
Memiliki kebebasan dalam
menentukan bentuk dan isi.
4.
Dalam karya sastranya sudah mengangkat unsure nasionalisme.
5.
Pengaruh asing yang cukup
kuat adalah negeri Belanda, yang kebetulan pada saat itu berkuasa di
Indonesia.
6.
Tema dalam karya prosa (roman) bukan lagi
pertentangan faham kaum muda dengan adat lama seperti angkatan Siti Nurbaya,
melainkan perjuangan kemerdekaan dan
pergerakan kebangsaan, misalnya pada roman Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana
C.
Tokoh Sastrawan dan Karya yang Dihasilkannya
1.
Sutan Takdir
Alisjahbana
Hasil karyanya :
–
Tak Putus
Dirundung Malang (roman)
–
Dian Yang Tak
Kunjung Padam (roman)
–
Layar
Terkembang (roman)
–
Anak Perawan di
Sarang Penyamun (roman)
–
Tebaran Mega
(kumpulan puisi)
–
Puisi Indonesia
Zaman Baru (essay)
–
Bahasa Indonesia
Bahasa Persatuan (essay)
–
Menuju
Masyarakat dan Kebudayaan Baru (essay)
–
Perjuangan dan
Tanggung Jawab dalam kesusastraan (essay)
–
Kesusastraan di
Zaman Pembangunan (essay)
–
Kedudukan
Perempuan dalam kesusastraan Timur Baru (essay)
2.
Armijn Pane
Hasil karyanya :
–
Belenggu
(roman)
–
Jiwa Berjiwa
(roman)
–
Jinak – Jinak
Merpati (drama)
–
Sanjak – Sanjak
Muda dari Mohammad Yamin (puisi)
–
Ratna (saduran
dari drama “Nora” karya Ibsen)
–
Habislah Gelap
Terbitlah Terang (terjemahan dari kumpulan surat – surat R.A Kartini)
–
Barang Tiada
Berharga (cerpen)
–
Lukisan Masa
(prototip buat roamnnya Belenggu)
–
Gamelan Jiwa
(kumpulan sajak-sajak)
3.
Amir Hamzah
Hasil karyanya :
–
Buah Rindu
(puisi)
–
Nyanyi Sunyi
(puisi)
–
Setanggi Timur
(puisi)
–
Hang Tuah
(saduran)
–
Bhagawat Cinta
(terjemahan)
–
Sastra Melayu
Lama dengan tokoh – tokohnya (essay)
4.
Y.E. Tatengkeng
Hasil karyanya :
–
Anakku (sajak)
–
Rindu Dendam
(kumpulan puisi)
5.
Asmara Hadi
Hasil karyanya :
–
Hidup Baru
(sanjak)
–
Dalam
Masyarakat (sanjak)
–
Generasi
Sekarang (sanjak)
–
Penyair Api
Nasionalisme (puisi)
–
Salam
Lingkungan Kawat Berduri (roman)
–
Kusangka Dulu
(sajak)
–
Kuingat padamu
(sajak)
6.
Mohammad Yamin
Hasil karyanya :
–
Bandi Mataram
(puisi)
–
Tanah Air
(puisi)
–
Indonesia
Tumpah Darahku (puisi)
–
Ken Arok
(drama)
–
Ken Dedes
(drama)
–
Kalau Dewi Tata
Sudah Berkata (drama)
–
Gajah Mada
(biografi)
–
Diponegoro
(biografi)
–
Julius Caesar
(terjemahan dari William Shakespeare)
7.
Rustam Efendi
Hasil karyanya :
–
Bebasari (drama
bersajak)
–
Percikan
Permenungan (kumpulan puisi)
–
Air Mata Seni
(roman)
8.
Sanusi Pane
Hasil karyanya :
–
Pancaran Cinta
(prosa)
–
Puspa Mega
(puisi)
–
Madah Kelana
(puisi)
–
Erlangga
(drama)
–
Kertajaya
(drama)
–
Sandyakalaning
Majapahit (drama)
–
Manusia Baru
(drama)
–
Bunga Rampai
dari Hikayat Lama (hikayat)
–
Putra Hutan
Belukar (prosa)
9.
Hamidah
Hasil karyanya :
–
Kehidupan
Mestika (autobiografi Hamidah)
10.
Selasih
Hasil karyanya :
–
Kalau Tak
Untung (cerpen)
–
Pengaruh
Keadaan (essay)
–
Di Pusara Ibu
(naskah)
11.
Rivai Ali
Hasil karyanya :
–
Kata Hati
12.
A. Hasjimy
Hasil karyanya :
–
Kisah Seorang
Pengembara (kumpulan sanjak)
–
Bermandi Cahaya
Bulan
–
Suara Adzan dan
Lonceng Geraja
–
Asmara dalam
Pelukan Pelangi
–
Hikayat Perang
Sabi Menjiwai Perang Aceh Lawan Belanda
–
Dewan Sanjak
13.
I Gusti Nyoman
Panji Tisna
Hasil karyanya :
–
Ni Rawit, Ceti
Penjual Orang
–
Sukreni Gadis
Bali
–
I Swara Setahun
Bendahulu (roman sejarah)
–
Dewi Karuna
(roman)
–
I Made Kembali
Kepada Tuhan (roman)
14.
Aoh
Kartahadimaja
Hasil karyanya :
–
Murai
–
Herankah
–
Pecahan Ratna
–
Dibawah Kaki
Kebesaran-Mu
–
Ke Desa
–
Gugukku
15.
G.S. Lalanang
Hasil karyanya :
–
Bunga Jelita
16.
M.I. Nasution
Hasil karyanya :
–
Bukan Toidak
Saja Katakan (sanjak)
17.
Suman Hasibuan
Hasil karyanya :
–
Tebusan Darah
–
Kawan Bergelut
(kumpulan cerpen)
–
Panji Pustaka)
D.
Rujukan
http://spenzasmile.blogspot.co.id/2012/03/karakteristik-novel-layar-terkembang.html(online)diakses
29 September 2015http://indonesiapoetry.blogspot.co.id/2012/01/kuingat-padamu.html(online)
diakses pada 29 September 2015
http://goesprih.blogspot.co.id/2010/04/sinopsis-drama-jinak-jinak-merpati.html(online)
diakses pada 29 September 2015
http://murninfo.blogspot.co.id/2010/12/jinak-jinak-merpati-karya-armin-pane.html(online)
diakses pada 29 September 2015
Rosidi, Ajip.Ikhtisar
Sejarah Sastra Indonesia.Binacipta: Jakarta
E.
Lampiran
SINOPSIS NOVEL
Layar Terkembang
Suatu pagi di sebuah tempat wisata Aquarium di
Jakarta,bertemulah Yusuf,Tuti dan Maria. Yusuf seorang mahasisiwa
kedokteran.Sedangkan Tuti dan Maria adalah dua bersudara kakak dan adik yang
mempunyai karakter berbeda.Tuti tokoh intelektual yang mempunyai cita-cita
ingin memajukan kaum perempuan, berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Maria
berumur duapuluh tahun seorang gadis yang suka hiburan serta
bersebnang-senang.Di aquarium itulah mereka mulai berkenalan.
Hubungan Yusuf dan Maria semakin akrab.Bahkan suatu ketika Yusuf dan Maria pergi bertamasya ke air mancur Dago.di tempat itulah Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.Demikian pula Maria.Sejak saat itulah mereka berpacaran serta berjanji untuk menjadi pasangan suami istri.
Cinta Maria kepada Yusuf begitu mendalah sehingga ia sering melamun.Melihat keadaan Maria itu,terjadilah perubahan pada diri Tuti yang semula tidak memikirkan laki-laki kini menjadi mulai merasakan betapa hampanya bila dia tetap sendirian seperti itu.Ketika tinggal sendiriian di rumah,Tuti membaca buku berjudul :zonder liefde geen gueluk “ (tanpa cinta tidak bahagia ), Sesaat setelah membaca buku tersebut datanglah Maria . Dia merasa heran karena selama ini baru saat inilah Tuti membaca buku tentang cinta.Tidak berapa lama dating Yusuf ke rumah mereka.Maria mengajak Yusuf keluar rumah mencari makan.Pada saat Yusuf dan Maria keluar mencari makan itulah serta bergandebngan tangan,Tuti pun keluar rumahnya sambil memperhatikan pasangan sejoli yang sedang dimabuk asmara tersebut.Mulai saat itulah Tuti merasakan betapa bahagianya orang yang berdampingan dengan kekasihnya.
Kebiasaan Yusuf dan Maria bertamamasya berakibat kurang baik. Pada saat itu keduanya pergi bertamasya ke pasar ikan.Namun setelah kepergian mereka ke pasar ikan itulah, Maria jatuh sakit.Sudah sepuluh hari Maria tebaring tak berdaya di kamar tidurnya sehingga kini badannya semakin kurus.Tuti dengan setia menjaga adiknya yang sedang sakit. Ditengan kesibukannya menjaga adiknya yang sedang sakit itulah Tuti kembali teringat akan peristiwa sebelumnya. Tuti resah karena beberapa saat yang lalu, ada seorang laki-laki teman Tuti yang bernama Supomo yang berkeinginan menjadikan Tuti sebagai istrinya. Dia pun masih sulit untuk memutuskan menerima atau menolak cinta Supomo.
Hubungan Yusuf dan Maria semakin akrab.Bahkan suatu ketika Yusuf dan Maria pergi bertamasya ke air mancur Dago.di tempat itulah Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.Demikian pula Maria.Sejak saat itulah mereka berpacaran serta berjanji untuk menjadi pasangan suami istri.
Cinta Maria kepada Yusuf begitu mendalah sehingga ia sering melamun.Melihat keadaan Maria itu,terjadilah perubahan pada diri Tuti yang semula tidak memikirkan laki-laki kini menjadi mulai merasakan betapa hampanya bila dia tetap sendirian seperti itu.Ketika tinggal sendiriian di rumah,Tuti membaca buku berjudul :zonder liefde geen gueluk “ (tanpa cinta tidak bahagia ), Sesaat setelah membaca buku tersebut datanglah Maria . Dia merasa heran karena selama ini baru saat inilah Tuti membaca buku tentang cinta.Tidak berapa lama dating Yusuf ke rumah mereka.Maria mengajak Yusuf keluar rumah mencari makan.Pada saat Yusuf dan Maria keluar mencari makan itulah serta bergandebngan tangan,Tuti pun keluar rumahnya sambil memperhatikan pasangan sejoli yang sedang dimabuk asmara tersebut.Mulai saat itulah Tuti merasakan betapa bahagianya orang yang berdampingan dengan kekasihnya.
Kebiasaan Yusuf dan Maria bertamamasya berakibat kurang baik. Pada saat itu keduanya pergi bertamasya ke pasar ikan.Namun setelah kepergian mereka ke pasar ikan itulah, Maria jatuh sakit.Sudah sepuluh hari Maria tebaring tak berdaya di kamar tidurnya sehingga kini badannya semakin kurus.Tuti dengan setia menjaga adiknya yang sedang sakit. Ditengan kesibukannya menjaga adiknya yang sedang sakit itulah Tuti kembali teringat akan peristiwa sebelumnya. Tuti resah karena beberapa saat yang lalu, ada seorang laki-laki teman Tuti yang bernama Supomo yang berkeinginan menjadikan Tuti sebagai istrinya. Dia pun masih sulit untuk memutuskan menerima atau menolak cinta Supomo.
Penyakit yang diderita Maria belum juga sembuh. Setlah dua
hari diopname di C.B.Z. Jakarta,dokter menyarankan agar Maria sebaknya di rawat
di rumah sakit TBC bagi perempuan di Pacet (Bandung) yang terletak di
pegunungan yang hawanya sejuk. Denagn diantar ayahnya, Tuti dan Yusuf akhirnya
Maria dibawa ke Pacet.
Sebulan Maria dirawat dirumah sakit tersebut, tetapi keadaan Maria belum menunjukkan perkembangan tanda-tanda akan sembuh.Sepulang mengikuti konggres putrid sedar Tuti menjenguk adiknya yang masih sakit.Tatkala dia dating ia sudah ditunggu oleh Yusuf yang sudah dating terlebih dahulu ditempat tersebut.Keduanya pun menjenguk Maria.
Kepada dokter yang merawatnya, Maria meminta agar Yusuf dan Tuti mengunjunginya setiap hari pada waktu pagi dan sore. Mereka menyetujui permintaan Maria. Setiap pagi dan sore Yusuf dan Tuti mengunjungi Maria bersama-sama di Pacet.
Pada saat kunjungan terakhir sebelum Yusuf dan Tuti kembali ke Jakarta, keadaan Maria semakin mengkhawatirkan, karena dokter sendiri sudah mengatakan kepada Yusuf bahwa usahanya mengobati Maria .Mengingat penyakit Maria semakin berat.
Pada saat Yusuf dan tuti akan meninggalkan Maria untuk pulang,maka oleh Maria kedua tangan Yusuf dan Tuti dipegang erat- erat dan setelah itu dia kedua tangan tersebut.Ia pun mengatakan bahwa ia tak akan lama lagi hidup di dunia ini.Dikatakannya pula bahwa di akhirat nanti ia tidak akan senang kalau Tuti dan Yusuf tidak menjadi suami istri.Karena itulah maka Maria minta kepada mereka agar menjadi suami istri.Tak lama setelah berpesan kepada Tuti dan Yusuf tersebut Maria meninggal dunia. Permintaan Maria terkabulkan karena Yusuf dan Tuti akhirnya menikah.
Sebulan Maria dirawat dirumah sakit tersebut, tetapi keadaan Maria belum menunjukkan perkembangan tanda-tanda akan sembuh.Sepulang mengikuti konggres putrid sedar Tuti menjenguk adiknya yang masih sakit.Tatkala dia dating ia sudah ditunggu oleh Yusuf yang sudah dating terlebih dahulu ditempat tersebut.Keduanya pun menjenguk Maria.
Kepada dokter yang merawatnya, Maria meminta agar Yusuf dan Tuti mengunjunginya setiap hari pada waktu pagi dan sore. Mereka menyetujui permintaan Maria. Setiap pagi dan sore Yusuf dan Tuti mengunjungi Maria bersama-sama di Pacet.
Pada saat kunjungan terakhir sebelum Yusuf dan Tuti kembali ke Jakarta, keadaan Maria semakin mengkhawatirkan, karena dokter sendiri sudah mengatakan kepada Yusuf bahwa usahanya mengobati Maria .Mengingat penyakit Maria semakin berat.
Pada saat Yusuf dan tuti akan meninggalkan Maria untuk pulang,maka oleh Maria kedua tangan Yusuf dan Tuti dipegang erat- erat dan setelah itu dia kedua tangan tersebut.Ia pun mengatakan bahwa ia tak akan lama lagi hidup di dunia ini.Dikatakannya pula bahwa di akhirat nanti ia tidak akan senang kalau Tuti dan Yusuf tidak menjadi suami istri.Karena itulah maka Maria minta kepada mereka agar menjadi suami istri.Tak lama setelah berpesan kepada Tuti dan Yusuf tersebut Maria meninggal dunia. Permintaan Maria terkabulkan karena Yusuf dan Tuti akhirnya menikah.
Karakteristik:
Tema
|
Perjuangan Wanita Indonesia
|
Latar sosial
|
Perjuangan Wanita Indonesia
|
Latar tempat
|
Rumah Wiraatmaja, Martapura di
Kalimantan Selatan, Rumah sakit di pacet, rumah Partadihaja, gedung
Peermufakatan.
|
Latar Waktu
|
Pagi, siang, dan sore.
|
Alur
|
Alur gabungan
|
Gaya bahasa
|
Kecerdasan kata-kata dan
kelembutan bahasa purtis terpadu tanpa ada unsur repetifif yg
membosankan.
|
Sudut pandang
|
Orang ketiga
|
Tokoh
|
1.
Maria:
anak Raden Wiriaatmaja, seseorng yg mudah kagum, mudah memuji, lincah dab
periang.
2.
Tuti:
Anak Raden Wiriaatmaja seseorang yg aktif dalam berbagai kegiatan wanita,
selalu ceria, jarang memuji, pandai cakap dalam mengerjakan sesuatu.
3.
Yusuf:
Pandai dan baik hati
4.
Supomo:
Tidak pantang menyerah
|
PUISI
KUINGAT
PADAMU
Kuingat padamu bila fajar,
Merahkan langit sebelah timur,
Kuingat padamu bila senja,
Mencium bunga yang kan tidur.
Kuingat padamu bila malam,
Sepi berbunga bintang bercaya,
Kuingat padamu bila bulan,
Teduh benderang purnama raya.
Kuingat padamu, akh, selalu,
Sampaikan aku nurut kau pula,
Baringkan badan di pangkuan bumi,
Tempat segala menjadi lupa.
Karekteristik:
Puisi
ini bercerita tentang sesorang yang sedang kehilangan kekasihnya .Setiap hari
dia selalu merindukannya .Amanat dari puisi diatas adalah jangan mencintai
seseorang dengan berlebihan.
DRAMA
JINAK-JINAK MERPATI
Drama Jinak-Jinak Merpati bercerita tentang
Nyonya Jaya bercerita kepada nyonya Karyono bahwa suami nyonya Sastrio
terpikat kepada Murniati. Demikian pula nyonya Sastrio bercerita kepada nyonya
Karyono bahwa suami nyonya Jaya terpikat kepada Murniati yang sering dijuluki
Hantu Perempuan. Sementara mereka bercakap-cakap, masuklah nyonya Karyono
dengan wajah berseri-seri. Setelah nyonya Karyono masuk, keluar Gayadi, adik
nyonya Karyono. Gayadi yang ingin menjadi petani kaya, justru memuji Murniati
sebagai wanita yang sopan dan lemah lembut. Gayadi tidak menceritakan kejelekan
Murniati. Dari percakapan yang saling menyindir tersebut, akhirnya nyonya Jaya
dan nyonya Sastrio mengetahui hubungan suami mereka dengan Murniati. Ternyata
mereka senasib. Nyonya Karyono menasihati Gayadi agar berhati-hati kepada
Murniati. Ketika Murniati menerima kedatangan Jaya Brata dan mengatakan bahwa
semua laki-laki seperti boneka permainan, mudah didapat dan mudah dibuang,
masuklah Sastrio. Tentu saja Sastrio dan Jaya Brata sama-sama terkejut atas
pertemuan yang membuka rahasia mereka itu. Berkat kepandaian Murniati, kekakuan
suasana itu dapat diatasi. Sementara mereka sedang bercakap-cakap masuklah
Darmobroto. Sekali lagi mereka sama-sama kaget, mengapa mereka dapat berjumpa
di tempat Murniati, keponakannya. Tiba-tiba nyonya Jaya datang menjemput
suaminya. Melihat nyonya Jaya, Sastrio pun malu dan pulang bersama mereka.
Setelah itu, nyonya Jaya datang lagi untuk berbicara empat mata dengan
Murniati. Nyonya Jaya menuduh Muniati mengambil dan memikat suami orang. Atas
tuduhan itu, Murniati menyatakan bahwa istri-lah yang sebenarnya bersalah
karena tidak dapat membuat suami betah. Dengan rasa kesal, nyonya Jaya Brata
pun pergi. Subroto, seorang pelaut, menginginkan agar Murniati mau menjadi
istrinya namun permintaan itu ditolak Murniati. Kemudian datang Sastrio yang
khawatir kalau nyonya Jaya menceritakan hubungannya dengan Murniati kepada
istrinya. Murniati mengatakan bahwa nyonya Jaya tidak akan berani menceritakan
hal itu kepada nyonya Sastrio karena suaminya pun berhubungan dengan dia.
Sastrio membujuk Murniati untuk menjadi istrinya dengan memberi cincin dan
uang. Pemberian itu ditolak Murniati dengan alasan ia bukan perempuan murahan.
Apalagi setelah tahu bila Sastrio ternyata telah beristri dan mempunyai
hubungan dengan Ratminah. Murniati merasa gembira setelah Gayadi, kekasihnya,
datang. Ia mendambakan Gayadi agar dapat mengambilnya sebagai istri tetapi
Gayadi tidak tertarik padanya. Ia berhubungan dengan Murniati hanya untuk menyelamatkan
keluarga Sastrio saja. Betapa sedih hati Murniati detelah mengetahui bahwa
Gayadi tidak menaruh hati kepadanya. Hati Murniati kembali kecewa kepada
Juwita, sahabat lamanya, datang dan meminta bantuan untuk mencari Gayadi,
kekasihnya yang ada di kota ini. Tentu saja hal ini ditolak oleh Murniati.
Darmo, saudara Murniati, mengetahui kenyataan ini dan ia marah setelah
mengetahui Gayadi mempermainkan Murniati. Ketika Juwita menyisir rambut di
kamar Murniati, tampak olehnya foto Gayadi, kekasihnya. Karena ia merasa tidak
dapat mengalahkan Murniati, ia pergi dengan menangis. Di tengah keluarga
Karyono datang Jaya Brata bertamu. Kemudian tiba Gayadi dengan keadaan lusuh
memikirkan pilihan antara Murniati dan Juwita. Tiba-tiba masuklah Murniati
dengan Juwita yang membuat Gayadi terkejut. Gayadi marah dan menuduh Murniati
sebagai Hantu Perempuan yang Celaka setelah mengetahui dari nyonya Karyono
bahwa Murniati tidak mencintainya. Murniati sedih atas tuduhan itu, karena
dalam hatinya tidaklah demikian. Timbul ketetapan hati Murniati untuk memilih
Subroto yang secara kebetulan tiba. Keduanya berpelukan. Masuk pula Juwita dan
Gayadi. Juwita memeluk Murniati dengan gembira karena Murniati telah mau
berkorban dan dapat menghubungkan cintanya dengan Gayadi. Komentar: Kumpulan
drama ini menyajikan tokoh utama yang memiliki karakter kompleks. Murniati,
wanita yang banyak disukai laki-laki, dapat dikatakan sebagai wanita jahat yang
suka merebut suami orang. Padahal, Murniati tahu bahwa orang yang mendekatinya
bahkan melamarnya untuk menjadikannya istri sudah beristri, namun Murniati
tetap saja mau menerima kedekatan mereka. Di sisi lain, Murniati juga dapat
dianggap orang baik yang rela memberikan kekasihnya kepada sahabatnya, Juwita.
Sehingga dapat disimpulkan bila naskah drama ini menyajikan karakter yang
kompleks sehingga menarik para pembaca atau penikmat sastra untuk menganalisis
lebih jauh bagaimana karakter Murniati, sebagai pemeran utama, yang
sesungguhnya. Sayangnya, kekompleksitasan para pemain hanya tertuju kepada
peran utama. Seharusnya salah satu tokoh yang lain juga memiliki karakter yang
sama kompleksnya dengan tokoh utama.
Karekteristik:
Drama
Jinak-jinak Merpati ini merupakan drama empat babak yang mengisahkan tentang
seorang perempuan yang mencoba mencari tambatan hati, mencari cinta sejati.
Drama ini mengangkat tentang kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat yang
cukup popular sejak zaman dulu hingga sekarang yaitu tentang cinta yang
didalamnya terdapat ketulusan, pengorbanan, dan juga perselingkuhan. Dalam
naskah drama ini banyak menggunakan kalimat yang mengandung unsur filsafat.
Misalnya kita bisa melihat dari perkataan-perkataan Darmo yang berusaha menasehati
Murniati maupun bagaimana Gayadi berdebat dengan Murniati dengan mengibaratkan
hidup seseorang dengan padi yang menguning.Judul drama Jinak-Jinak Merpati
sendiri memaknai cinta Murniati. Dia ramah dan manis serta menarik hati lelaki,
tetapi begitu didekati dan mau ditangkap (dijadikan pendamping) dia terbang
pergi menjauh seperti burung merpati yang indah. Sukar untuk mendapatkan
cintanya.
Blogger Comment
Facebook Comment